Berhadapan dengan Samudera Hindia, dengan garis pantai sepanjang 210 kilometer dan dikelilingi lebatnya hutan tropis Taman Nasional Bukit Barisan Selatan membuat Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung memiliki bentang alam yang luar biasa.

Krui yang merupakan kota tua yang sudah berdiri sejak ratusan tahun silam di Teluk Stabas menjadi Ibukota Kabupaten Pesisir Barat yang dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung.

Pesisir Barat memiliki luas ± 2.889,88 Km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, dan secara administratif terdiri dari 11 kecamatan, dengan 116 desa (di Pesisir Barat disebut Pekon) dan 2 kelurahan.

Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan dan petani tradisional. Kabupaten ini terletak memanjang di sisi barat provinsi Lampung, yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, termasuk dua buah pulau kecil yang menjadi bagian wilayahnya yakni Pulau Betuah dan Pulau Pisang.

Pulau Pisang merupakan salah satu dari 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Barat, yang terkenal dengan habitat lumba-lumba di sekitar pulau. Dengan bentang alam yang luar biasa, menjadikan Pesisir Barat sebagai surga wisata.

Pesisir Barat telah menjadi rujukan turis mancanegara pecinta surfing selama 20 tahun terakhir, dengan Pantai Tanjung Setia sebagai primadonanya. Pantai Tanjung Setia menjadi salah satu dari 10 nominasi Tempat Berselancar Terpopuler Anugerah Pesona Indonesia 2016.

Musim selancar umumnya berlangsung mulai April hingga Oktober setiap tahunnya. Di sekitar Pantai Tanjung Setia juga terdapat sejumlah titik area surfing di antaranya Pantai Mandiri, Pantai Way Jambu, dan Pantai Labuhan Jukung.  Pantai Labuhan Jukung merupakan pantai yang ramai dikunjungi wisatawan domestik, karena letaknya di ibukota kabupaten.

Selain wisata bahari, Pesisir Barat juga memiliki pesona wisata alam lain seperti goa, air terjun, dan peninggalan bersejarah. Goa yang cukup terkenal karena nuansa mistisnya adalah Goa Matu di Kecamatan Karya Penggawa.

Goa besar yang belum diketahui panjangnya tersebut dipercaya masyarakat lokal sebagai pusat kerajaan gaib. Menuju goa tersebut bisa melalui jalan masuk yang telah dibuka oleh pemerintah kabupaten di tepi jalan raya, atau melalui jalan kecil peninggalan Belanda di sepanjang Pantai Way Sindi.

Di sepanjang Pantai Way Sindi terdapat juga sejumlah goa atau cerukan di tepi laut, salah satunya adalah Goa Slimur yang dipercaya masyarakat lokal sebagai tempat tinggal Slimur (Bigfoot) di masa silam.

Wisata air terjun pun tak kalah banyaknya, seperti air terjun Way Karang di Kecamatan Way Krui, dan sejumlah air terjun di dalam Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan seperti air terjun Way Nyercik dan Talang Penyangu.

Pesisir Barat juga memiliki sejumlah makam bersejarah, seperti Makam Gajah Mada di Kecamatan Pesisir Utara. Boleh jadi kita meragukan bahwa Mahapatih Gajahmada dari Kerajaan Majapahit dimakamkan di sana, namun begitulah yang dipercaya masyarakat lokal.

Kemudian Makam Syech Aminullah di Kecamatan Lemong yang merupakan makam penyebar Agama Islam di Provinsi Lampung, dan sejumlah makam bersejarah lainnya yang tersebar di berbagai kecamatan.

Untuk mencapai Krui, ibukota Kabupaten Pesisir Barat, akses jalannya sangat baik, karena melewati jalan lintas barat menuju Provinsi Bengkulu. Dalam perjalanan dari Bandar Lampung menuju Krui, kendaraan akan melewati jalan lintas di tengah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan melintasi jalan di tepian pantai.

Pilihan lain adalah menggunakan transportasi udara, karena Bandara Taufik Kiemas di Krui telah melayani penerbangan komersil walaupun dengan pesawat kecil jenis Fokker.

Pesisir Barat dengan potensi wisata yang komplit dengan masyarakatnya yang ramah bisa menjadi salah satu rujukan tempat berwisata. Jangan Khawatir mengenai penginapan, karena di Kabupaten Pesisir Barat telah berdiri puluhan losmen/cottage milik masyarakat.

“Ayoo ke Krui!!!!!”